Pakar Eropa Timur UNAIR Menilai Kebijakan Putin Salah Langkah

    Pakar Eropa Timur UNAIR Menilai Kebijakan Putin Salah Langkah
    Ilustrasi

    SURABAYA - Kondisi konflik antara Ukraina dan Rusia amat dinamis. Setiap hari pasti ada perkembangan situasi baru dalam konflik ini. Aksi invasi yang dilakukan Rusia ini tidak hanya permasalahan soal negara, namun juga berdampak besar pada masyarakat.

    Radityo Dharmaputra RCEES IntM MA dalam diskusi CSGS Lecture Series pada Rabu (2/3/2022) menyoroti langkah-langkah kontroversial yang diambil Presiden Rusia Vladimir Putin selama konflik berlangsung.

    Pakar Hubungan Internasional kawasan Eropa Timur itu berpendapat bahwa langkah Vladimir Putin untuk melakukan invasi terhadap Ukraina merupakan suatu blunder yang melenceng dari tujuan awal. Menurut pernyataan resmi dari Rusia sendiri, ia menjelaskan, salah satu tujuan invasi itu adalah untuk mengintervensi pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. 

    “Targetnya adalah mengganti rezim, ” sambungnya. 

    Akan tetapi, keputusan Putin untuk melakukan invasi justru menjadi langkah yang kontra-produktif terhadap tujuan  itu karena popularitas Zelensky justru naik dibandingkan sebelumnya. 

    “Tadinya popularitasnya (Zelensky) itu minus, sekarang jadi positif sembilan puluh satu persen, ” ujarnya menurut hasil survey. Biarpun begitu, sambungnya, metodologi survei tersebut masih harus diragukan karena dilakukan di tengah kondisi konflik.

    Selain itu, akibat lain yang ditimbulkan adalah meningkatnya solidaritas negara-negara Eropa yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Lebih jauh, ia menyatakan bahwa posisi Putin sebenarnya lebih strategis apabila menghentikan mobilisasi pasukannya di perbatasan saja. 

    “Kalaupun masuk, masuk ke Timur bukan ke Kyiv. Dengan begitu, Rusia bisa membuktikan keseriusannya dalam “mengancam” Ukraina agar tidak mendekat ke NATO tanpa harus memicu dampak-dampak lain yang tidak diinginkan, ” tuturnya.

    Meskipun beberapa analis menyebutkan bahwa Putin melakukan ini untuk kepentingan domestik, dosen Hubungan Internasional UNAIR itu berpendapat bahwa Putin salah dalam memperhitungkan langkahnya. “Yang terjadi adalah sebaliknya, tidak hanya rakyat yang protes tetapi juga oligarki yang protes, ” paparnya.

    Putin, sambungnya, justru menempatkan diri dalam posisi yang sulit dengan mengambil langkah invasi. “Di dalam dia tidak populer karena perang ini, di luar dia (juga) semakin tidak populer. Maka dari itu, pilihan yang diambil Putin ini juga patut dipertanyakan rasionalitasnya, ” paparnya.

    Penulis: Ghulam Phasa P.

    Editor: Khefti Al Mawalia

    SURABAYA
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    ITS Buka Lagi Peluang bagi Talenta Terbaik...

    Artikel Berikutnya

    KAI Daop VII Madiun Bersama Komunitas Rail...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Dandim 0824/Jember Dukung Do’a Bersama dan Deklarasi Pilkada Damai 2024 di Polres Jember
    Mas Dhito Komitmen Wujudkan Kemandirian Usaha dan Cegah Aksi Bullying Bagi Anak Difabel
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Musik Ramuan DJ Amel Zoya Bisa Buat Orang Joget dan Happy

    Ikuti Kami