SURABAYA – Konflik Rusia dan Ukraina turut berdampak pada kenaikan harga minyak. Terlebih, Rusia merupakan salah satu pemasok minyak terbesar di dunia. Negara-negara lain pun ikut terkena dampaknya.
Dosen Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP UNAIR) I Gede Wahyu Wicaksana SIP MSi PhD pada Kamis (10/3/2022) menyebut kenaikan harga minyak di Rusia sebagai efek psikologis perang. “Invasi yang mereka lakukan terhadap Ukraina, membuat masyarakat dunia memberi sanksi, ” tuturnya.
Mayoritas konsumen minyak Rusia menyita sementara produksinya. “Ini yang kemudian juga membuat harga minyak melambung naik, ” ungkap Wahyu.
Berbagai persoalan ekonomi timbul bagi masyarakat sipil Rusia. “Kalau dari sisi militer memang Rusia telah menyiapkan segalanya. Namun, sanksi ekonomi dari sejumlah negara dan perusahaan multinasional benar-benar berdampak bagi mereka, ” katanya.
Apabila menakar kekuatan Rusia dalam persoalan itu, menurut Wahyu, publik dapat mengamatinya dalam beberapa minggu ke depan. Meskipun tidak banyak, Rusia tetap memiliki beberapa negara pendukung.
“Kita akan lihat, seberapa kuat dukungan itu berfungsi untuk mempertahankan perekonomian Rusia pasca mendapat sanksi berbagai pihak, ” ucapnya.
Dosen Hubungan Internasional UNAIR I Gede Wahyu Wicaksana, SIP MSi PhD (foto: s2hi.fisip.unair.ac.id).
Berdampak Ekonomi Sejumlah Negara Goyah
Kenaikan harga minyak di Rusia itu kemudian menimbulkan dampak bagi sejumlah negara. Padahal, minyak termasuk dalam kebutuhan vital berbagai sektor. Jika banyak sektor yang terganggu, Wahyu menyebut secara otomatis perekonomian juga akan goyah.
Baca juga:
TNI AL Tangkap 8 Kapal Pencuri Batu Bara
|
“Karena minyak berpengaruh bagi penggunaan moda transportasi, harga bahan kasar, industri kimia, farmasi, dan lain sebagainya. Perannya sangat penting bagi banyak aspek kehidupan, ” ujar ahli Masyarakat Budaya Politik Rusia, Eropa Timur, dan Asia Tengah tersebut.
OPEC Perlu Ambil Sikap
Guna mengatasi dampak kenaikan harga minyak yang semakin buruk, Wahyu menyebut perlu adanya peran dari Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi tersebut harus mengambil sikap terkait kenaikan harga minyak itu.
“Bergantung pada mereka (OPEC, Red) akan segera lebih menaikkan harga minyak atau justru menaikkan jumlah produksinya, ” katanya.
Selain itu, OPEC berperan penting terhadap negara-negara importir minyak. Menurut Wahyu, kedekatan suatu negara dengan OPEC akan mempengaruhi harga minyak di sana.
“Karena OPEC yang akan menentukan harga minyak. Jadi negara-negara importir bisa berdiplomasi energi. Meskipun tidak seutuhnya, namun OPEC tetap punya andil untuk memberi solusi atau alternatif bagi negara-negara terdampak, ” kata Wahyu.
Penulis: Fauzia Gadis Widyanti
Editor: Feri Fenoria