BANGKALAN – Di masa pandemi Covid-19, diperlukan peningkatan kemampuan edukasi dan manajemen stres pada orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ dan keluarga. Untuk itu, Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) menyelenggarakan Pelatihan Kader Pendamping Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten Bangkalan pada Rabu dan Kamis (3-4/8/2022).
Pelatihan kader tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam pendampingan ODGJ di masa pandemi. Termasuk, indikasi melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Sebanyak 130 orang kader dari 22 Puskesmas di Kabupaten Bangkalan hadir secara luring di Suramadu Resto, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura.
Program Pembebasan Pasung
Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNAIR, dr Azimatul Karimah SpKJ (K) FISCM memberikan sambutan dalam acara tersebut. Azimatul memaparkan alasan dipilihnya Bangkalan sebagai sasaran penyelenggaraan pelatihan.
“Sebetulnya kerja sama antara FK UNAIR dan Bangkalan sudah terjalin sejak tahun 2015, ” terangnya.
Tujuh tahun lalu, Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNAIR membimbing mahasiswa di Puskesmas Kwanyar. Di situ mereka membebaskan sebanyak tujuh orang yang dipasung karena ODGJ. “Program pembebasan pasung bergulir sampai ke 22 puskesmas di Bangkalan, ” ucapnya.
Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FK UNAIR, dr Azimatul Karimah SpKJ (K) FISCM. (Foto: Sandi Prabowo).
Pada tahun 2017, lanjutnya, tim FK UNAIR sudah memberikan pelatihan di Dinas Kesehatan Bangkalan. Pelatihan terakhir yang dilakukan untuk para programer Kesehatan Jiwa (Keswa) dilakukan pada Desember 2021 lalu.
“Kami memberikan keahlian dan pengalaman pada bapak ibu agar program pembebasan pasung bagi ODGJ dan pasien skizofrenia bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat, ” jelasnya.
Pentingnya Koordinasi Lintas Program
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bangkalan Hj Rizkyah Nunik Wahyuni SAP MM membuka secara resmi acara pelatihan kader tersebut. Nunik berharap, dapat terus terjalin koordinasi yang baik antara UNAIR dan Dinkes Bangkalan.
Menurutnya, kendala utama dalam penanganan ODGJ di Bangkalan adalah stigma masyarakat. Di masyarakat masih ditemukan diskriminasi terhadap ODGJ, bahkan ada beberapa ODGJ yang dipasung.
“Dengan adanya kader Keswa semoga bisa memfasilitasi dan mendampingi masyarakat ke depannya, ” jelasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Bangkalan Hj Rizkyah Nunik Wahyuni SAP MM. (Foto: Sandi Prabowo).
Nunik berharap pertemuan tersebut bisa meningkatkan cakupan dan deteksi dini ODGJ di Kabupaten Bangkalan. Kader Keswa diharapkan dapat terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. “Terus semangat untuk tetap melakukan layanan sosial dan membantu program di masing-masing puskesmas, ” tuturnya. (*)
Penulis : Sandi Prabowo
Editor : Binti Q Masruroh