SURABAYA – Guna memberikan apresiasi dan wujud rasa terima kasih kepada calon wisudawan Ekonomi Islam Universitas Airlangga (EKIS UNAIR), Himpunan Mahasiswa (HIMA) EKIS UNAIR menggelar acara Promise and Samawa (PROSA) 2022 pada Jumat (4/3/2022). Acara yang dilangsungkan melalui media virtual zoom meeting itu, berisikan pembekalan dari alumni sekaligus menjadi ajang silaturahmi bagi seluruh mahasiswa EKIS UNAIR.
Acara yang bertemakan “Memupuk Asa, Wujudkan Impian” tersebut mengundang dua pemateri utama. Ialah Muhammad Alifudin Al-Islami, alumnus EKIS UNAIR 2014 yang kini berkiprah sebagai Analis Investasi Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Yasinta Suci, alumnus EKIS UNAIR 2015 yang kini melanjutkan Pendidikan S2 di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).
Pada awal, kedua narasumber memaparkan kegiatannya saat ini. Bagi mereka, posisi yang mereka capai bukanlah diraih dengan mudah, melainnya diawali dengan kegagalan dan perjuangan yang keras.
“Dulu aku sempat ikut sertifikasi gratis, dan saat itu sempet di under estimate juga sama dosen-dosen karena yang lain itu (peserta lain, red) dari UI dan sebagainya. Tapi ternyata, setelah itu, bukanya aku sombong ya, dari satu kelas cuman aku yang lolos, ” ujar Alif.
Empat Kemampuan yang Wajib Dimiliki
Lebih lanjut Alif memaparkan, ada empat kemampuan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Yaitu, Problem Solving Skill, Working With People, Self Management, dan Technology Use and Development.
Selain itu, Alif pun menambahkan mengenai tips yang harus dilakukan fresh graduate setelah lulus. Diantaranya, memperbanyak melamar pekerjaan dan terus mencari peluang, lalu mengikuti komunitas yang sejalan dengan tujuan, menguasai skill tertentu.
“Dan yang paling utama dari itu semua ialah doa, ” paparnya.
Berikutnya, pemaparan dilanjutkan oleh Yasinta, dalam sesinya, ia berfokus mengenai langkah yang harus dilakukan ketika ingin menempuh Pendidikan S2 terutama di luar negeri. Baginya, berkuliah di luar negeri tidak hanya tentang belajar formal dan penelitian, namun memupuk rasa tanggung jawab dan kemandirian.
“Aku sekarang lagi ikutan kursus tambahan gitu, soalnya S2-ku ini kan gak linear ya sama S1-ku, jadi ada beberapa yang belum aku pelajari, ” ujar mahasiswa Master Entrepreneurship and Innovation itu.
Tidak hanya itu, lanjut Sinta, ia pun menambahkan hal yang perlu diperhatikan ketika berniat mendaftar kuliah di luar negeri. Baginya, mempersiapkan dokumen jauh-jauh hari adalah hal yang sangat penting. Pasalnya, proses mempersiapkan dokumen membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ia pun menyarankan untuk meminta surat rekomendasi dan belajar bahasa asing.
Pada akhir, mereka pun memberikan semangat kepada seluruh calon wisudawan yang hadir untuk memperjuangkan impian dan membuat rencana yang matang. Bagi mereka, tantangan setelah lulus jauh lebih berat. (*)
Penulis: Afrizal Naufal Ghani
Editor: Nuri Nermawan